Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina, sebuah peribahasa yang menjadi filosofi para penuntut ilmu, tak terkecuali para mahasiswi kebidanan Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Pembina Palembang. Pada Senin (20/6) Rumah Bersalin Cuma-Cuma menerima kunjungan akademik dari STIKES Pembina Palembang. Rombongan disambut amil RBC yang diwakili oleh Strategic Partneship Fikar Rahmandani dan Staf Umum Budiansyah.
Kunjungan akademik ini dilaksanakan dalam rangka pembelajaran lebih dalam mengenai kebidanan dan pengabdian masyarakat dengan melihat langsung proses pelayanan yang dilaksanakan di Rumah Bersalin Cuma-Cuma. Para bidan dan dokter yang hadir turut berbagi pengalaman selama bekerja dan berhadapan dengan pasien.
“Awalnya saya kira di RBC ini proses penjaringannya tidak sulit, ternyata banyak hal yang harus dipenuhi diluar hal-hal kesehatan seperti tes baca al-qur’an dan lainnya. Saya juga senang bertemu pasien dengan berbagai latar belakang ekonomi yang termasuk menengah ke bawah, banyak cerita yang bisa menginspirasi kami khususnya para bidan” ujar salah satu perwakilan bidan, Anggia Astipuri.
Senada dengan Anggia, dokter RBC Sari Rahmani Purwandaru membenarkan kondisi pasien RBC yang memiliki latar belakang ekonomi beragam. “Beberapa kasus ibu hamil kekurangan gizi karena keadaan ekonomi yang tidak memadai, bahkan sering kami mendengar cerita ibu hamil tidak bisa masak karena memang tidak ada bahan dan alat untuk memasak” ujarnya.
Ia juga menceritakan pengalamannya yang jarang menggunakan obat sebagai ikhtiar untuk kesembuhan pasien. Dengan menggunakan metode terapi untuk menghilangkan nyeri, kecemasan dan stress menjadi langkah pertama yang dilakukan.
“Yang kita lakukan merupakan ikhtiar, tapi kesembuhan datangnya dari Allah. Alhamdulillah mereka (pasien) senang, gak selalu harus pake obat tapi kita bisa kasih edukasi supaya mereka juga paham metodenya” ujar Sari menambahkan.
Selain berbagi pengalaman, para mahasiswi dan dosen diajak berkeliling Klinik RBC untuk melihat pelayanan secara langsung. Rombongan STIKES Pembina Palembang ini juga mengenal sistem operasional yang dilakukan di Rumah Bersalin Cuma-Cuma.
“Kami berdecak kagum, ternyata ada rumah bersalin gratis seperti ini. Yang Namanya sekolah dan klinik kesehatan kan mahal, dari alat dan keperluan lainnya butuh biaya yang tidak sedikit. Tetapi ada yang bisa gratis seperti ini, setelah berkunjung ke sini kami jadi bersemangat untuk menjalankan klinik kami lebih baik” ujar Dosen STIKES Pembina Palembang, Riko Satria Jaya.
Riko juga berharap RBC dapat melangkah ke arah yang lebih baik lagi, “dari segi pelayanan, fasilitas semoga lebih baik lagi dan cita-cita RBC mewujudkan kesehatan gratis untuk semua kalangan terwujud” tutupnya.
Comments are closed.